Tiga siswi Madrasah Tsanawiah
Negeri (MTsN) 1 Kotim, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah
(Kalteng), menemukan obat diabetes alternatif dari akar kayu laban. Temuan
tersebut mengantarkan mereka ke kompetisi science di Turki pada Oktober
mendatang.
Ketiga siswi berprestasi
tersebut, yakni, Hanuf Nurwiyanti, Nidauljannah, dan Selvizah Lailatul Jannah,
siswi kelas VIII MTsN 1 Kotim. Penemuan mereka sebelumnya diikutsertakan dalam
ajang National Science and Engineering Competition (NSEC) 2020 yang
diselenggarakan oleh Indonesia Scientific Society (ISS) dan berhasil meraih
juara 1.
Siswi MTsN 1 Sampit, Hanuf
Nurwiyanti mengatakan, proses pembuatan ramuan obat tradisional suku Dayak yang
bisa menyembuhkan penyakit diabetes itu, terbilang mudah. Apalagi, akar kayu
laban cukup melimpah di Pulau Kalimantan. Peralatan yang dibutuhkan pun
sederhana.
Untuk membuat ramuan herbal ini,
pertama-tama dengan cara memarut akar laban yang sudah dikeringkan. Kemudian, hasilnya
disaring hingga menghasilkan serbuk. Serbuk akar laban selanjutnya direbus
menggunakan panci gerabah dengan tiga gelas air minum untuk setiap 10 gram.
Lama waktu perebusan sekitar 30
menit dengan api sedang atau menunggu hingga air rebusan serbuk akar laban
tersisa sekitar satu gelas air minum. Setelah itu, rebusan air serbuk akar
laban didiamkan sekitar 5 hingga 10 menit dan siap diminum.
Hanuf mengatakan, dia dan kedua
temannya mengadakan penelitian obat diabetes dari serbuk akar laban bermula
dari keprihatinan mereka terhadap tingginya penderita penyakit diabetes di
dunia. Di Indonesia, dan Kalteng khususnya, penderita diabetes juga tinggi.
Mereka kemudian meneliti
pengobatan alternatif menggunakan akar kayu laban. Hasilnya terbukti memiliki
kandungan zat saponin, tanin, akaloid, dan steroid. Zat-zat itu diyakini dapat
menurunkan kadar gula dalam darah.
Selain telah dibuktikan dalam uji
laboratorium, obat alternatif itu juga sudah diuji terhadap dua partisipan
penderita diabetes. Dalam dua kali minum selama satu hari pada pagi dan malam,
hasilnya mampu menurunkan kadar gula darah kedua partisipan.
“Alhamdulillah hasilnya menurun
drastis. Kalau misalnya si penderita minum ramuan ini bersama dengan obat lain,
turunnya sedikit karena zat kimianya bertabrakan. Karena itu, penderita harus
fokus pada ramuan ini, pagi dan sebelum tidur, tidak pakai obat-obatan lain,”
kata Hanuf.
Hanuf dan kedua temannya berharap
ramuan yang mereka temukan bisa menurunkan angka penderita diabetes, khususnya
di Indonesia. Badan Kesehatan Dunia atau WHO sebelumnya menyebutkan pada tahun
2015 terdapat sekitar 415 juta diabetesi atau penderita diabetes di dunia.
Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 642 juta jiwa pada tahun 2040.
“Kami berharap semoga ramuan ini
dikenal banyak masyarakat di Indonesia sehingga bisa menurunkan estimasi
penderita diabetes yang hingga 642 juta jiwa itu,” kata Hanuf Nurwiyanti.
Atas prestasi mereka meraih juara
pertama dalam ajang NESC 2020, ketiga siswi MTsN 1 Kotim tersebut berhak
mewakili Indonesia pada ajang serupa tingkat internasional di Istanbul Turki
pada Oktober mendatang. Mereka akan bertolak bersama lima tim lain mewakili
Indonesia pada masing-masing kategori.
Pihak sekolah khususnya guru
pembimbing terus membantu siswi mereka untuk mempersiapkan diri baik secara
teknis maupun mental. Mereka juga berupaya mencari dana untuk keberangkatan
karena harus dibiayai secara mandiri
MTsN 1 Sampit
berharap mendapat perhatian dari pemerintah daerah maupun swansta untuk
membantu pendanaan. Sebab, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp26 juta per orang.
Dana tersebut belum termasuk biaya keberangkatan menuju Jakarta dan kebutuhan
lain selama mengikuti kompetisi di Turki.
“Kami berjuang
mencari donatur untuk dana keberangkatan kami ke Istanbul, Turki, pada Oktober
mendatang,” kata guru pembimbing, Tri Lisdianingsih.
Sementara Kepala
MTsN 1 Sampit Djumali juga berharap para siswinya bisa berprestasi hingga di
tingkat internasional. Mereka diharapkan bisa membawa nama baik Indonesia serta
Kalteng khususnya di Turki nanti. Apalagi, mereka membawa hasil penelitian yang
menggunakan sumber daya di provinsi ini, yaitu kayu laban.
“Semoga siswi kami
bisa berprestasi di tingkat internasional,“ ujar Djumali.
Semoga Bermanfaat - SALAM GEMILANG
...
Semoga Bermanfaat - SALAM GEMILANG
...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar